ILUSI OPTIK FATAMORGANA
ILUSI OPTIK FATAMORGANA
Sering
kali saat kita melintasi jalan di siang hari, kita melihat sebuah penampakan
seperti air yang menggenang di tengah jalan. Akan tetapi, saat kita dekati
penampakan tersebut hilang seketika. Hal tersebut bukanlah berkaitan dengan
mitos atau cerita-cerita hantu yang beredar di masyarakat, namun kejadian
tersebut dapat dijelaskan dengan penalaran. Kejadian yang seperti tadi disebut
fatamorgana yang merupakan ilusi optik.
Fatamorgana berasal dari bahasa
Italia yang merupakan sebuah nama dari saudari Raja Arthur yakni Faye le
Morgana, peri yang bisa berubah-ubah rupa. Fatamorgana biasanya terjadi pada
tempat-tempat yang memiliki cuaca ekstrim seperti gurun atau kutub. Akan
tetapi, kita juga dapat melihatnya saat siang yang terik di jalan raya dan
lautan.
Peristiwa fatamorgana ini memiliki
satu konsep dasar fisika yakni konsep
pembiasan. Pembiasan yang dimaksud merupakan pembiasan cahaya. Apabila
dijelaskan fatamorgana ini merupakan ilusi optik akibat proses pembiasan sinar
matahari oleh udara yang memiliki tingkat kerapatan yang berbeda akibat
perbedaan suhu.
Fatamorgana ini kerap kali dianggap
oleh banyak orang sebagai akibat dari kelelahan dan dehidrasi yang diderita
oleh seseorang di padang pasir yang kemudian mengakibatkan ia mengelami
halusinasi. Akan tetapi, bagi orang yang sehat bugar sekalipun dapat melihat
genangan air atau fatamorgana ini di tengah gurun pasir.
Lebih lanjut lagi, fatamorgana
terjadi karena adanya pembiasan cahaya (refraksi) yakni peristiwa penyimpangan
atau pembelokan cahaya karena melalui medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua yakni mendekati garis normal dan
menjauhi garis normal.
Fatamorgana dapat dibedakan menjadi
tiga yakni fatamorgana inferior, superior, lateral. Namun, fatamorgana yang
sering terjadi dan dapat dilihat oleh
semua orang adalah fatamorgana inferior. Saat terjadi fatamorgana ini,
sebuah objek terlihat seperti sebuah genangan air di bawah objek yang
sebenarnya dalam keadaan terbalik. Hal ini dapat terjadi karena ketika tanah
atau aspal yang sangat panas, panas tersebut akan diradiasikan keluar dari
dalam tanah dan memanaskan udara yang berada tepat di atasnya.
Ketika udara menjadi panas, maka
indeks bias udara akan lebih kecil dari indeks bias udara dingin. Hal itu
sependapat dengan Giancoli yang menjelaskan bahwa udara panas lebih tipis dari
udara sejuk sehingga indeks bias sedikit lebih rendah di udara panas. Kemudian
ketika cahaya melewati udara dingin dan masuk ke dalam udara panas, maka cahaya
akan dibelokkan. Oleh karena itu, fatamorgana ini terlihat seperti sebuah benda
yang tercermin dalam air karena cahaya dibelokkan dan bergerak ke mata dan
mencipakan citra ganda.
Berikutnya adalah fatamorgana
superior. Fatamorgana ini adalah bentuk ilusi optik yang luar biasa.
Fatamorgana ini biasanya terjadi di laut atau di kutub karena permukaan laut
dan kutub lebih dingin dibanding udara sekitarnya. Fatamorgana ini terjadi
ketika udara dingin terhambat oleh udara panas yang ada di sekitarnya. Kemudian
terbentuklah bayangan fatamorgana superior yang terjadi tepat berada di atas
objek aslinya. Fatamorgana ini bisa dalam keadaan terbalik maupun tegak lurus.
Akan tetapi, ketika fatamorgana terlihat lebih tinggi di langit daripada
objeknya, fenomena ini biasanya disebut looming
(menjulang).
Terakhir adalah fatamorgana lateral.
Fatamorgana ini merupakan ilusi optik
yang terjadi pada sumbu vertikal, dimana bayangan akan terbentuk berada di
samping objek aslinya. Fatamorgana lateral terjadi pada bidang vertikal dimana
dinding lebih panas dari udara di sekitarya beberapa sentimeter, sehingga
medium udara di permukaan dinding lebih renggang dibandingkan medium udara
sekitarnya. Hal tersebut sesuai dengan Hukum Snellius II yang menyatakan bahwa
jika sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat akan
dibiaskan menjauhi garis normal.
Jadi, fatamorgana merupakan salah
satu kejadian yang memiliki prinsip fisika yakni tentang pembiasan cahaya.
Fatamorgana ini disebabkan karena cahaya melewati medium yang memiliki
kerapatan yang berbeda yang disebabkan oleh suhu yang berbeda. Selain itu,
fatamorgana juga hanya terjadi pada tempat-tempat yang memiliki suhu yang
ekstrim seperti gurun, kutub, lautan, bahkan jalan raya.
Comments
Post a Comment